Rabu, 14 Januari 2015

DONGGALA HERITAGE: SELAMATKAN WARISAN BUDAYA DAN SEJARAH



Oleh: Zulkifly Pagessa (Inisiator dan Sekretaris panitia Donggala Heritage) 

KOTA Donggala sejak berabad-abad lampau telah menjadi salah satu melting pot kebudayaan yang cukup penting, tidak hanya di Pulau Sulawesi namun juga di Kawasan Indonesia Bagian Timur dan bahkan di Asia Tenggara. Sebagai salah satu pusat perdagangan dan kota pelabuhan, sejak abad ke-16 Kota Donggala telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari berbagai penjuru dunia. 
Tercatat dalam sejarah, disekitar tahun 1500-an kapal dagang dari Spanyol dan Portugis telah berlabuh di pelabuhan Kota Donggala. Jauh sebelum itu, kapal dagang dari seluruh Nusantara, kapal Jung dari dataran Cina dan kapal dagang dari Gujarat dan Parsi juga telah melabuhkan sauhnya di dermaga kota ini.
Di era kolonial, kota ini juga menjadi sentrum penting perdagangan rempah-rempah VOC yang menjadikannya salah satu tempat bagi tumbuh-suburnya proses transkulturasi antar ras dan etnis di Nusantara. Kota yang dulunya adalah bagian dari wilayah Kerajaan Banawa, salah satu kerajaan besar di Sulawesi Tengah ini, juga menjadi tempat bertemunya berbagai budaya serta tradisi kultural di Pulau Sulawesi dan Nusantara. Sejak itu, kota ini menjadi kota urban dengan masyarakatnya yang multi-kultural.
Peran penting dan strategis kota ini di Pulau Sulawesi dimasa lampau mewariskan berbagai situs sejarah dan warisan kota (city heritage) yang tidak ternilai. Namun situs-situs sejarah dan warisan kultural yang tersebar di seantero Kota Donggala tersebut tidak mendapat perhatian dan tidak lagi terawat serta terancam punah. Gudang-gudang kopra, bangunan peninggalan era kolonial dan berbagai situs sejarah lainnya saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian kita bersama.
Keberagaman kultur urban dan kekayaan budaya maritim berupa situs, kawasan dan bangunan bersejarah warisan kota pelabuhan ini adalah milik paling berharga dari identitas Kota Donggala yang harus dijaga keberadaannya. Memahami hal tersebut, sejak tahun 2011 yang lalu Dewan Kesenian Donggala telah mendorong lahirnya sebuah program preservasi dan konservasi terhadap warisan kota yang dimiliki oleh Kota Donggala. Program yang bertajuk Donggala Heritage ini awalnya adalah sebuah kerja kebudayaan berupa pendataan dan pendokumentasian warisan kota Donggala tersebut. Donggala Heritage juga adalah upaya untuk melanjutkan kerja kreatif kesenian dan kebudayaan yang telah digagas sebelumnya sejak tahun 1999 melalui event Artefak Donggala.
Gagasan Donggala Heritage ini di inisiasi untuk pertama kalinya pada pelaksanaan Donggala Festival yang digelar pada tanggal 30 dan 31 Desember 2011 sebagai gerakan kultural untuk menyelamatkan Warisan Kota Donggala. Pada awal tahun 2015 ini, Dewan Kesenian Donggala kemudian mengembangkan Donggala Heritage menjadi forum kerja kesenian dan kebudayaan yang melakukan penyelamatan, preservasi dan konservasi warisan sejarah yang tersisa di Kota Donggala.
Media seni yang diyakini tidak hanya sebagai tontonan apresiatif tetapi juga menjadi media edukasi dan penyeru upaya preservasi dan konservasi terhadap Warisan Kota Donggala maka forum kultural Donggala Heritage ini juga didorong menjadi ruang pendidikan kultural melalui pertunjukan seni budaya. Mewujudkan pemikiran tersebut, Dewan Kesenian Donggala kemudian menggagas sebuah independen event yang juga bertajuk Donggala Heritage. Independen event Donggala Heritage ini dikemas dalam beberapa kegiatan kreatif dan apresiatif ditengah publik Kota Donggala ini akan dilaksanakan selama tiga hari, pada tanggal 23, 24 dan 25 Januari 2015 bertempat di Donggala Art Space Jl. Mutiara No. 25 Donggala yang juga adalah bagian dari kawasan Pelabuhan Donggala.
Selama tiga hari pelaksanaan event Donggala Heritage ini, akan digelar 4 (empat) materi kegiatan yaitu :

D’Heritage, yang mengajak masyarakat Kota Donggala untuk menyaksikan dan mengapresiasi Pameran Foto Donggala Doeloe, Pameran Buku dan Literatur Sejarah Donggala serta Peluncuran Donggala Art Space dan Jurnal Budaya Donggala Heritage.
D’Screen, program ini berupa pemutaran film pendek dan film panjang tempo doeloe yang pernah menjadi penanda kultural di Kota Donggala. Pemutaran film ini juga dimaksudkan sebagai upaya membangun kembali ingatan-ingatan tentang situasi sosial-ekonomi-kultural di Kota Donggala dimasa lampau.
D’Blues, materi kegiatan ini berupa pertunjukan musik ber-genre Blues diatas panggung sederhana yang menampilkan para musisi dan group musik dari Kota Donggala dan Kota Palu serta beberapa wilayah lainnya yang diundang untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam event ini.
D’Talk, kegiatan ini berupa focus group discussion yang bertajuk Bicara Kota Kita #3 : Warisan Kota Donggala. Kegiatan FGD ini adalah serial diskusi Bicara Kota Kita yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh Ikatan Keluarga Arsitektur Tadulako (IKAT). Pada serial diskusi yang ketiga ini, IKAT bekerjasama Dewan Kesenian Donggala akan mengundang para narasumber dan stakeholder Kota Donggala untuk berbicara tentang Warisan Kota Donggala dan masa depan kota pelabuhan ini.
Kami dari Dewan Kesenian Donggala dan Tim Kerja Donggala Heritage mengajak anda untuk mengapresiasi dan berkontribusi dalam gerakan kultural ini sebagai bagian dari upaya penyelamatan, preservasi dan konservasi Warisan Kota Donggala yang merupakan milik paling berharga masyarakat kota ini dan karenanya harus dijaga keberadaannya.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar